Header Ads Widget

Responsive Advertisement

mempersipkan perjalanan


PENYEBERANGAN

Infrastruktur dan Kapal Minim

Labuan Bajo, Kompas - Penyeberangan dari Bali hingga Flores masih minim infrastruktur dan sarana penunjang. Jumlah dermaga dan kapal tidak sebanding dengan arus lalu lintas barang dan penumpang dari barat ke timur atau sebaliknya.
Berdasarkan penelusuran Kompas sejak 28 Agustus hingga 5 September, kondisi minim itu sudah terlihat sejak di Pelabuhan Padangbai-Lembar yang menjadi penghubung Pulau Bali dan Lombok di Nusa Tenggara Barat. Dua tempat itu hanya memiliki dua dermaga, padahal jumlah kapal yang merapat mencapai 23 unit. Akibatnya, kapal harus antre untuk bongkar muat.
Kapal Swarna Kartika yang berlayar dari Padangbai ke Lembar, misalnya, harus berhenti selama satu jam di Lembar untuk antre menurunkan penumpang di dermaga. Padahal, lamanya perjalanan kapal menyeberangi selat Lombok hanya tiga jam.
”Kapal sebenarnya bisa datang lebih cepat, tetapi jadwal sandar tak berubah sehingga penumpang tetap saja turun setelah empat jam,” kata Ketut Astanapura, nakhoda Kapal Swarna Kartika.
Pelabuhan Kayangan-Pototano yang menghubungkan Pulau Lombok dan Sumbawa juga hanya punya dua dermaga. Untuk menempuh jarak 12 mil, perlu waktu 2 jam.
Sape-Labuan Bajo
Kondisi terparah terjadi di Sape (Sumbawa)-Labuan Bajo (Flores). Jumlah kapal sebenarnya empat unit, tetapi yang rutin melayani rute ini hanya tiga unit. Satu kapal lain melayani rute Sape-Sumba-Labuan Bajo. Akibatnya, dalam sehari kadang hanya satu kali penyeberangan melayani rute Sape-Labuan Bajo.
Truk barang sering kali harus antre berhari-hari untuk menyeberang. Truk yang antre 20-40 unit, sedangkan yang naik 10 unit per kapal. ”Kalau muat pisang dari Flores ke Bali, kami harus kejar-kejaran dengan waktu agar bisa dapat kapal feri. Terlambat sedikit saja, penyeberangan bisa tertunda beberapa hari dan pisang pun busuk sebelum tiba di Bali,” ujar Armin (24), pengemudi truk dari Bajawa, Flores.
General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Padangbai-Lembar Charda Damanik menilai pelabuhan Padangbai dan Lembar perlu tambahan dermaga agar waktu antre sandar berkurang.
”Pembangunan dermaga sudah kami usulkan. Pembangunan itu jadi prioritas guna mengimbangi kenaikan mobilitas logistik dan warga antarpulau yang tiap tahun naik terus,” kata Charda.
Selain itu, infrastruktur penunjang juga perlu dibangun, di antaranya jalur khusus wisatawan. Selama ini, jalur pejalan kaki disatukan dengan jalur kendaraan roda dua dan roda empat. (NIT/SEM)

Posting Komentar

0 Komentar

ikuti ceritaku yukkkk

membingkai perjalanan dan budaya nusantara

membingkai perjalanan dan budaya nusantara

Translate